Friday, September 30, 2011

APPENDISITIS


APPENDISITIS

A. DEFINISI
   1. Appendisitis adalah tersumbatnya lumen oleh karena benda asing, fekolit, tumor atau parasit. Mukosa mengekskresi cairan dibawah penyumbatan, tekanan intraluminal meningkat, mukosa mengalami hipoksia dan menimbulkan dan menimbulkan tukak dan bakteri menyerang dinding sehingga terjadi peradangan.
     (Ilmu Bedah (Hand Book of Surgery) Theorede R Schrock MD)
2. Appendisitis adalah peradangan pada apendic dimana semua lapisan dinding organ tersebut terkena.
   (Standart Asuhan Keperawatan Pasien Bedah, Panitia SAK komisi keperawatan  PK Sint Carolus)
3. Appendisitis adalah peradangan dari appendic vermivormis.
   (Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius)
Kesimpulan :
Appendisitis adalah peradangan dari appendik yang disebabkan oleh tersumbatnya lumen oleh karena benda asing fekolit, tumor atau parasit. Bila mukosa mengekskresi cairan dibawah penyumbatan, maka tekanan intaraluminal meningkat, mukosa akan mengalami hipoksia dan akan menimbulkan tukak dan bakteri menyerang dinding.

B. ETHIOLOGI
Appendisitis lebih banyak menyerang orang dewasa tapi segala usiapun dapat terserang.Penyebab utamanya adalah obstruksi atau penyumbatan yang disebabkan oleh :
1. Hiperplasi dari folikel limfoid yang merupakan penyebab terbanyak.
2. adanya fekolit dalam lumen apendiks
3. adanya benda asing seperti cacing
4  Striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya.
5. Sebab lain misal, keganasan (karsinoma, karsinoid)


C. PATHOLOGI

Terjadi Obstruksi lumen oleh Fekolit

Bengkak pada jaringan limfosit

Sekresi mukosa terus menerus

Peregangan appendiks

Tekanan intraluminal meningkat

Hipoksia

Terjadi ulcerasi & invasi

Terjadi infeksi shg membengkak

Nekrosis & Perforasi

Appendisitis (peradangan appendiks)

D. TANDA & GEJALA
    Pada appendicitis terdapat gejala  khas yaitu  :
1.      Nyeri bersifat kolik dibagian tengah abdomen akibat inflamasi appendiculer permulaan.
2.      Diikuti nyeri didaerah fossa iliaka akibat peritonitis  lokalisata.
3.      Anoreksia, mual dan muntah yang timbul selang beberapa jam sebelum gejala awal timbul.
4.      Pada bayi akan gelisah, mengantuk dan anoreksia.
5.      Demam tidak terlalu tinggi dan kadang konstipasi
     Tanda-tandanya  :
1.      Nyeri tekan lepas pada daerah Mc. Burney.
2.      Nyeri kontra lateral.
3.      Pada pemeriksaan tes opturator daerah titik Mc. Burney terasa nyeri.
4.      Demam.

E. PENENTUAN DIAGNOSA
1.  Perbedaan antara suhu ketiak dan rektal lebih dari 1
2. Nyeri tekan, nyeri lepas, nyeri ketok ‘defence musculair’ setempat, nyeri kontra lateral (tanda Rousing) test poass kanan positif (rasa sakit bila tungkai atas kanan diekstensikan). Test obturator kanan positif (rasa sakit bila dengan fleksi lutut dan panggul, tungkai ats kanan diendorotasikan)
3. “Rectal Thoucer” penting untuk membedakan kekakuan pelvis yang lain.
4. Pemeriksaan darah akan menunjukkan leukositosis ringan dan hitung jenis yang bergeser ke kiri.
5.  Pemeriksaan urine akan ditemukan leukosit meningkat
6. Pemeriksaan foto polos abdomen, kadang ditemukan adanya sedikit “fluid level” dalam usus di fossa illiaka.

F. PENATALAKSANAAN
1.  Konservatif
a. Penderita istirahat total dengan posisi fowler
b. Pemberian antibiotika dosis tinggi dan makanan yang tidak merangsang.
c. Observasi terhadap beratnya infiltrasi kalau perlu pasang drainage.
d. Observasi tingginya demam
e. Monitor perubahan leukosit dan LED
2. Operatif
Bila sudah akut pengobatan yang lebih baik yaitu operasi appendiktomi. Dalam waktu 48 jam operasi harus dilakukan. Dapat dilakukan dengan cara insisi menurut Mc. Bourney, insisi menurut Roux, insisi Pararectal dan apndiktomi cara Retrogade.






G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita dengan  appendisitis adalah:
1. Perforasi
Terjadi pada 20% pasien anak-anak dan orang yang lanjut usia berupa rasa sakit yang bertambah, demam tinggi, rasa nyeri yang menyebar dan jumlah leukosit yang tinggi merupakan tanda kemungkinan perforasi.
2. Peritonitis
Difus atau umum, peritonitis ini merupakan salah satu akibat perforasi. Peritonitis disertai rasa sakit yang hebat, rasa nyeri, kembung, demam dan keracunan.
3. Abses appendiks
Ini merupakan sebab lain perforasi terasa suatu masa lunak dikuadran kanan bawah atau didaerah pelvis. Masa ini mula-mula berupa flegmon tetapi dapat berkembang menjadi rongga yang mengandung nanah.
4. Pileflebilitis (tromboflebitis septic vena portal)
Akan mengakibatkan demam yang tinggi panas dingin menggigil dan ichterus.
5. Pada laki-laki dibedakan dengan batu ginjal, hidronefrosis, enteritis regional acut, torsi dan trangulasi testis kanan, epididimis kanan.
6. Pada wanita dibedakan salfingitis, ruptur folikel graff kanan, pielitis kanan pada wanita hamil, degenerasi merah di mioma uteri.
7.Pada anak-anak dibedakan dengan simplek acut gastroenteritis, adenitis kelenjar mesenterium dan invaginasi.













STUDI KASUS
A. ASUHAN KEPERAWATAN
 1. Pengkajian
           a. Umum
Nama                         : Nn. T
Umur                         : 20 tahun
Jenis kelamin            : Perempuan
Agama                      : Islam
Pendidikan                : dagang
Alamat                      : Jl. Manggar Sukorejo Blitar
Tanggal MRS           : 17 Oktober 2007
Tanggal didata         : 18 Oktober 2007

b. Anamnese        

1) Keluhan masuk rumah sakit
      Nyeri pada perut kanan bawah + 1 bulan, nafsu makan turun, mual dan muntah, retensi 3 kali.
2) Keluhan sekarang
         Nyeri perut kanan bawah, nafsu makan tak ada, rasa mual dan muntah tapi tak ada.
3) Riwayat penyakit yang lalu
Penderita belum pernah mengalami penyakit seperti sekarang ini dan ini baru pertama kali MRS. Apabila ada keluhan sakit ringan cukup minum obat yang dibeli di toko.
4) Riwayat penyakit keluarga
Dari keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular maupun penyakit keturunan.

      c. Data Biologis
[1] Kebutuhan sehari-hari
a) Nutrisi
Penderita sebelum menderita penyakit tersebut dan sebelum masuk MRS makan seperti biasa yaitu 3x/hari dengan menu nasi, lauk dan sayur.
b) Eliminasi
Penderita pola eliminasi BAK tidak mengalami gangguan namun pada pola BAB penderita kadang diare dan sering.
c) istirahat tidur
Pada pola istirahat tidur sebelum sakit tidak mengalami gangguan namun setelah sakit pola tidur mulai terganggu dengan adanya rasa nyeri yang sangat pada perut kanan bawah.
d) Hygine
Keadaan penderita bersih dan tidak awut-awutan, penderita dimandikan oleh keluarga dengan menggunakan waslap 2x/hari.  
[2] Status Fisik
a) Keadaan umum
Penderita tampak kesakitan dan sering memegangi perutnya yang sakit. Komunikasi baik, baik verbal maupun non verbal.
b) Penampilan
Rambut bersih dan panjang, leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, keadaan mulut dan gigi bersih, dada dan perut tidak ada kelainan anatomia, namun perut terasa sakit bila ditekan atau tidak ditekan dan itu pada bagian perut kanan bawah, kesadaran compos mentis, turgor kulit menurun.
c) Tanda-tanda vital
-Tensi      : 110/80 mmHg           Respirasi : 20 x/menit
-Nadi       : 80 x/menit                 BB           : 43 kg
-Suhu       : 38 C                          TB           : 149 cm
d.  Data Psikologis
1) Pola interaksi
Pasien tampak tenang dalam menghadapi penyakitnya, hubungan dengan keluarga, pasien yang lain dan juga petugas kesehatan baik.
2) Pola Kognitif
Pasien dapat berfikir dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan petugas dengan baik.
3) Pola Emosional
Pasien terlihat pendiam dapat mengendalikan diri dari amarah dan itu terlihat dengan adanya mencurahkan unek-uneknya pada keluarga selain itu pasien tampak cemas memikirkan penyakitnya.
4) Pola Koping
Bila terdapat masalah dimusyawarahkan dengan keluarga dan itu terutama pada ibunya.
e. Data Sosial
1) Kebudayaan
Keluarga tidak pantang terhadap makanan apapun dalam kesehariannya penderita berjualan sepatu di pasar dan menganut adat jawa.
2) Rekreasi
Penderita tidak sering rekreasi namun bila ada waktu senggang digunakan untuk kumpul dengan teman-temannya.
f. Data Spiritual
1) Keyakinan
Semua anggota keluarga menganut agama islam dan taat beribadah sesuai dengan keyakinannya.
2) Nilai Religius
Keluarga penderita menerima keadaannya dan percaya bahwa ini merupakan cobaan, bila sakit selain minta petunjuk allah SWT juga mencari kesembuhan lewat para petugas kesehatan setempat.
















2. Analisa Data
No
Tgl/jam
Data relevan
Kemungkinan penyebab
Masalah
TT
1.










2.





3
18-10-2007
(07.30)








18-10-2007
(08.30)



18-10-2007
(11.00)
DS:
-Pasien mengeluh nyeri pada perut kanan bawah
DO:
-Nyeri tekan di titik Mc. Burney
-Pasien menyeringai dantidur dgn tidak tenang (sering gonta – ganti posisi tidur)

DS:
-Pasien sering bertanya tentang penyakitnya
DO:
-Pasien gelisah

DS:
-Pasien mengatakan nafsu makan menurun
-pasien mengatakan mulut pahit
DO:
-Makan tidak habis ¾ porsi tiap kali makan.
Adanya obstruksi atau peradangan pada appendiks








Pasien belum pernah menderita penyakit tersebut.



Karena adanya perasaan mual.
Gangguan rasa nyaman (nyeri)









Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.


Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.







3. Prioritas Masalah
No
Tgl/jam
Diagnosa keperawatan
TT
1.





2.




3.
18-10-2007
(07.30)




18-10-2007
(11.00)



18-10-2007

Gangguan rasa nyaman,nyeri sehubungan dengan adanya obstruksi atau peradangan pada appendiks yang ditandai dengan nyeri tekan perut kanan bawah (pada titik Mc.Bourney),pola tidur atau posisi tidur yang tidak menentuatau tak beraturan, sering gonta-ganti posisi.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan adanya perasaan mual yang ditandai dengan pasien mengatakan mulut pahit, nafsu makan menurun, makan tidak habis ¾ porsi setiap kali makan.

Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya sehubungan dengan pasien belum pernah menderita penyakit tersebut yang ditandai dengan pasien sering bertanya, dan nampak gelisah

4. Intervensi
Tgl
No Dx kep
Tujuan/ kriteria hasil
Rencana tindakan
Rasional
TT

1























2.













3.
Jangka pnjg: rasa nyeri hilang,wajah dan posisi tubuh rileks.
Jangka pndk  nyeri berkurang, wajah dan posisi tubuh sudah agak sedikit rilek.












Jangka Pndk nafsu makan agak sedikit meningkat
Jangka Pnjg
Nafsu makan kembali seprti sbelum sakit 3x/hari dengan habis 1 porsi tiap kali makan


Jangka Pndk
Pasien me- ngerti dan tidak gelisah lagi.
Jangka Pnjg
Pasien dapat menghindari dr kekam- buhan penya kitnya dan cara pengobatannya

1.Kaji TTV
2.Kaji keluhan nyeri, tentu- kan intensitas rasa nyeri yang dialami
3.Jelaskan penyebab rasa nyeri dan cara mengurangi
4.Anjurkan posisi 1/2duduk u/ mengurangi penyebaran infeksi pada abdomen.
5.Kompres dingin daerah yang sakit u/ mengurangi nyeri
6.Anjurkan pasien tidur dg senyaman mungkin
7.Ciptakan lingkungan yang tenang
8.Laksanakan program medik
9.Pantau efek terapeutik & nonterapeutik dari pemberian analgesik.

1.Sajikan makanan yang menarik dan menggugah selera makan
2.Hindarkan dari bau-bauan yang merangsang perasaan mual.
3.Berikan makanan sesuai dg program dietnya.
4.Kaji pola makan pasien
5.Observasi intake dan output makan.



1.Beri penjelasan tentang penyakitnya.
2.Jelaskan cara menghindari/mengurangi rasa sakit.
3.Anjurkan bila terjadi kekambuhan segera berobat ke dokter atau puskesmas.
4.Jelaskan aktifitas yang perlu dilakukan untuk menghindari rasa nyeri.



5. Implementasi
Tgl
No Dx Kep
Jam
Tindakan keperawatan
TT
18/10
2007









18-10 2007







18-10 2007
1.










2.








3

1. Mengkaji TTV
    Tensi : 110/80 mmHg                  N: 80x/menit
    R: 20x/menit                                T: 30 C
2.Mengkaji lokasi nyeri dan keluhannya,jenis dan     intensitasnya,: -lokasi : perut kanan bawah
                            -jenis   : akut
                            -nyeri  : sangat
3.Menjelaskan penyebab dan cara mengurangi nyeri,
   -mengompres dingin daerah nyeri
    -mengatur posisi setengah duduk
    -bila tidur miring dengan menekuk lutut kanan
4.Melaksanakan program medik pemberian antalgin    3x2cc
5.Memantau efek terapeutik dari pemberian analgesik berupa ekspresi wajah penderita.

1.Mengkaji pola makan pasien sebelum dan saat sakit misalnya berapa kali makan dalam sehari (3x/hari)
2.Menghindarkan dari bau-bauan yang merangsang perasaan mual berupa amoniak ataupun yang lain.
3.Menyajikan makanan yang menarik dan menggugah selera makan dengan cara, menata nasi lauk, sayur yang menarik.
4.Memberikan makanan sesuai program diet, rendah serat.
5.Mengobservasi intake dan output makanan yaitu berapa porsi yang dimakan, apakah pemasukan sesuai dengan pengeluaran.

1.Memberikan penjelasan tentang penyakit, berupa nyeri perut kanan bawah yang berupa peradangan umbai cacing.
2.Menjelaskan cara menghindari rasa sakit dengan cara mengurangi makanan yang pedas atau merangsang umbai cacing yang mengalami peradangan.
3.Menganjurkan pasien bila terjadi kekambuhan segera berobat atau periksa ke dokter atau puskesmas.
4.Menjelaskan aktifitas yang perlu dihindari agar tidak terjadi nyeri.


6. Evaluasi
No Dx\ Tgl/Jam
18 Oktober 2007
(09.00)
19 Oktober 2007
(10.30)
20 Oktober 2007
(10.00)
3
S: pasien sering bertanya tentang penyakitnya
O: pasien tampak gelisah
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
S: pasien mulai mengerti tentang penyakitnya
O: pasien sudah nampak agak tenang
   -pasien tidak sering bertanya
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi 2,3,4,
S: pasien mengerti dan tahu cara pencegahan dan pengobatan tentang penyakitnya
0: pasien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan petugas mengenai cara pencegahan dan pengobatan penyakit nya dg bahasanya sendiri
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
2
S: pasien mengatakan nafsu makan menurun, dan mulutnya terasa pahit
O: -makan tidak habis ¾ porsi tiap kali makan
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
S: pasien mulai mencoba memaksakan dirinya u/ makan walaupun mulutnya masih terasa pahit
O: makan tidak habis ¾ porsi tiap kali makan
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
S: pasien mulai suka dengan makanan yang disajikan tetapi tidak untuk semua jenis makanan
O: makan habis ½ porsi setiap kali makan
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1
S: Pasien mengeluh nyeri pada perut kanan bawah yag terjadi secara hilang timbul dan meningkat bila digunakan untuk batuk
O: -Pasien tampak gelisah
    -Wajah meringis
    -Pasien memegangi perut kanan bawah
    -Pasien sering gonta- ganti posisi tidur
    -Skala nyeri 4-5
A: Masalah blm teratasi
P: Lanjutkan intervensi          
S: pasien mengatakan bahwa perutnya kadang-kadang sakit kadang-kadang tidak
O: Pasien tampak gelisah bila penyakitnya (rasa nyeri) kambuh
   -wajah meringis
   -pasien memegangi perut kanan bawah
   -skala nyeri 3-4
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
S: pasien mengatakan rasa nyeri berkurang dan posisi istirahat mulai agak nyaman
O: pasien sudah agak tidak tampak gelisah lagi
  -pasien tampak agak nyaman istirahatnya
  -keluhan nyeri pada pasien berkurang
   -skala nyeri 3-4
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi


No comments:

Post a Comment