Friday, September 30, 2011

Askep Typoid


MAKALAH



ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN TYPUS ABDOMINALIS



Disusun sebagai tugas terstruktur mata Kuliah  321
yang diampu oleh  Ibu Khurotun, S.Pd, SST







ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN TYPUS ABDOMINALIS


A.     ANALISA DATA

NO
DATA

MASALAH

ETIOLOGI

1.





















2.

Data Subjektif :
Klien/keluarga mengatakan panas  naik turun, pada pagi hari turun dan pada malam hari  panas.

Data Objektif :
ÿ  Muka tampak kemerahan
ÿ  Tubuh tampak  berkeringat.
ÿ  Tubuh teraba panas.
ÿ  Suhu   tubuh  :  > 37,5o C
ÿ  Nadi               :  > 100 x/menit ( Sesuai      umur)
ÿ  RR                  :  >  26 x/menit (sesuai umur)
ÿ  Ditemukan bradikardi relatif.
ÿ  Lidah tampak kotor, ditengah tampak bercak putih dan pinggir tampak kemerahan).
ÿ  Pemeriksaan Widal (+) Titer O > 1/200


Data Subjektif :
ÿ  Ibu mengatakan anaknya/klien tidak mau makan.
ÿ  Ibu  mengatakan anaknya/klien tidak nafsu makan.
ÿ  Ibu mengatakan anaknya mual/muntah.
ÿ  Ibu mengatakan berat badan anaknya turun.

Data Objektif :
ÿ  Keadaan Umum tampak lemah
ÿ  Mukosa mulut tampak kering dan kotor.
ÿ  Tonus Otot menurun/buruk.
ÿ  Berat badan turun (<  dari keadan sehat).
ÿ  Perkusi perut hipertimpani.
ÿ  Bising usus meningkat.



Hipertermi





















Perubahan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh.




Ketidakefektifan termoregulasi sekunder terhadap Proses Bakteriemia dari salmonella  Typii.
















Intake yang tak adekuat  sekunder terhadap anoreksia, mual dan muntah.




 
B.     RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1.      Diagnosa Keperawatan : Hipertermia berhubungan dengan Ketidakefektifan termoregulasi sekunder terhadap Proses Bakteriemia dari salmonella  Typii.
a.       Tujuan.
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan suhu tubuh turun/stabil dengan kreteria – standar :
    Klien/keluarga mengatakan suhu tubuh klien  turun.
    Muka  tidak tampak kemerahan
    Tubuh teraba  hangat.
    Suhu   tubuh  :  36 – 37,2oC
    Nadi               : 80 – 92x/menit  ( Sesuai umur)
    RR                  :  20 - 24 x/menit   ( Sesuai umur)
    Pemeriksaan Widal (-)
b.       Intervensi.
1)      Pantau suhu klieb (derajat dan pola); perhatikan adanya menggigil/diaferesis.
Rasional :
Suhu tubuh yang tinggi  menunujukkan proses penyakit yang infeksius. Pola demam dapat membantu  dalam diagnosis typoid.

2)      Jelaskan penyebab suhu tubuh klien meningkat.
Rasional :
Mengurangi kecemasan yang dialami keluarga.
3)      Jelaskan  upaya untuk mengatasi suhu tubuh yang meningkat dan bantu klien/keluarga untuk pelaksanaan upaya tersebut :
    Tirah baring (Mengurangi aktifitas fisik).
Rasional  :                   
Aktivitas dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Tirah baring berguna mengurangi metabolisme tubuh sehingga peningkatan suhu tubuh dapat diiminimalkan. Selain itu tirah baring berguna untuk mencegah terjadinya perforasi usus.
    Banyak minum 1-2 liter.
Rasional :
Mencegah terjadinya kekeurangan cairan akibat hipertermia.
    Beri kompres   dengan air kran hindarkan penggunaan kompres dengan alkohol.
Rasional :
Kompres dapat membantu menurunkan suhu tubuh. Penggunaan alkohol dapat mengeingkat kulit dan mungkin dapat meneyababkan kedinginan.
    Anjurkan klien / keluarga menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
Rasional :
Pakaian yang tebal dan tidak menyerap keringat dapat mengurangi evaporasi panas sehingga  suhu tubuh  tidak dapat dipertahankan.




    Ciptakan lingkungan yang tenang , sirkulasi udara  dan kesejukan udara yang cukup.
Rasional :
Suhu ruangan harus diubah untuk  mempertahankan  suhu mendekati normal.
    Ganti pakaian dan alat tenun jika basah.
Rasional :
Meningkatkan rasa nyaman klien dan mencegah terjadinya iritasi kulit.
4)      Observasi suhu tubuh dan tanda vital lainnya  setiap 2-3 jam.
Rasional :
Mengetahui perkembangan penyakit dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kefektifan tindakan.
5)      Observasi dan catat intake dan output.
Rasional :
Mengetahui keseimbangan cairan tubuh dalam upaya mencegah terjadinya dehidrasi
6)      Obsevasi keluhan dan tingkat kesadaran klien.
Rasional :
Panas yang tinggi dapat merupakan dampak dari toxin yang mengganggu sistem termoregulasi di hipotalamus. Bila Keadaan ini berlanjut dapat pula mengganggu kesadaran klien.
7)      Anjurkan klien / keluarga  melaporkan bila   tubuh terasa panas dan keluhan lain.
Rasional :
Mengevaluasi kefeektifan tindakan dan untuk mengetahui perkembangan penyakit.
8)      Laksanakan program terapi medik sesuai order, yaitu pemberian antipiretik, antibiotika, infus dan pemeriksaan  kultur serta pemeriksaan widal.
Rasional :
Antipiretik berguna untuk  mengurangi demam  dengan aksi sentral  pada hipotalamus. Antibiotik beguna untuk membubuh mikroorganisme penyebab infeksi yang mengahsilkan toksin. Infus berguna dalam regulasi  cairan dan pemeriksaan laboratorium berguna untuk mendiagnosis penyakit dan mengetahui perkembangan penyakit yang dialami.

2.    Diagnosa Keperawatan :  Perubahan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan Intake yang tak adekuat  sekunder terhadap anoreksia, mual dan muntah.
a.       Tujuan.
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria standar :
    Ibu mengatakan anaknya/klien  menghabiskan porsi makan.
    Ibu mengatakan anaknya tidak mual/muntah lagi.
    Mukosa mulut tampak  bersih dan lembab
    Tonus Otot meningkat /baik.
    Berat badan tetap/stabil.
    Tampak tidak muntah lagi.
    Perkusi perut suara redup
    Bising usus normal 3-15 x /menit.
b.       Intervensi
1)      Kaji status nutrisi  klien sesuai berat badan , tinggi badan, kaji pola makan yang lalu, kaji makanan yang disukai dan tidak disukai, serta kaji gejala pemasukan yang kurang antara lain :  adanya kembung, mual, muntah dn kurangnya nafsu makan.
Rasional :
Berguna untuk menentukan derajat intervensi yang akan dilakukan.

2)      Jelaskan pada klien dan keluarga  tentang pentingnya nutrisi bagi  tubuh.
Rasional :
Memberikan motivasi pada klien dan keluaraga  agar meningkatkan asupan nutrisi.
3)   Dorong klien/keluaraga untuk tirah baring /pembatasan aktifitas selama fase akut.
Rasional :
Menurunkan kebutuhan  metabolik untuk mencegah  penurunan  kalori dan simpanan energi.
4)      Berikan kebrsihan oral.
Rasional :
Mulut yang bersih dapat  meningkatkan nafsu makan.
5)      Berikan dan anjurkan makan makanan  yang tidak merangsang saluran  cerna, dalam porsi kecil tapi sering, hangat dan dalam penyajian yang menarik serta sesuai dengan diet typus (Tinggi kalori, rendah serat dan halus).
Rasional :
Makanan yang disajikan dalam keadaan hangat dan penyajian yang menarik dapat menigkatkan nafsu makan.Sedangkan pemberian makanan dalam porsi kecil  tapi sering  mencegah trjadinyanya mual dan muntah.
6)      Bantu dan dampingi klien saat makan, ciptakan lingkungan yang menyenangkan.
Rasional :
Lingkungan yang nyaman dapat  menurunkan stres dan lebih kondusif  untuk makan.
7)      Anjurkan bernafas  panjang saat  mual.
Rasional :
Menurunkan mual yang berlebih dan mencegah terjadinya muntah.

8)         Kaji keluhan  mual dan selera makan.
Rasional :
Mengevaluasi keefektifan tindakan.
9)         Monitor makanan yang dihabiskan  setiap kali makan.
        Rasional :
        Mengevaluasi masukan nutrisi  yang dikonsumsi.
10)     Libatkan keluaraga dalam  pemenuhan nutrisi  klien, antara lain makanan kesukaan klien bila tidak bertentangan dengan diet.
        Rasional :
Makanan kesukaan dapat memberikan tambahan nutrisi selain makanan yang diberikan rumah sakit.
11)     Timbang berat badan  klien setiap minggu (bila memungkinkan dan tidak ada kontra indikasi.
Rasional :
Memberikan informasi tentnag kebutuhan diet/kefeektifan terapi.
12)     Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian nutrisi parentral , anti emetik, NGT (bila perlu) dan pemeriksaan laboratorium : protein total (bila perlu).
Rasional :
Pemberian nutrisi secara parentral dapat menigkatkan asupan  nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Antiemetik berguna meningkatkan ambang muntah di  otak. Sedangkan pemeriksaan protein total dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kekurangan nutrisi  secara kualitatif.






DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall (1999), Rencana Asuhan dan  dokumentasi Keperawatan edisi 2, EGC Buku Kedokteran , Jakarta.

Dongoes , Marylin (2000), Rencana Asuhan Keperawatan , EGC Buku Kedokteran, Jakarta.

Panitia S.A.K komisi Keperawatan PK. Sint. Carolus (1994), Demam Typoid seri 3 , Jakarta.


---Mr.AJ---

No comments:

Post a Comment