Friday, January 20, 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN INFARK MIOKARD AKUT


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN INFARK MIOKARD AKUT


1. Pendahuluan;
IMA. Merupakan penyebab kematian tersering di AS. Di Indonesia sejak sepuluh tahun terakhir IMA. Lebih sering ditemukan, apalagi dengan adanya fasilitas diagnostik dan unit-unit perawatan penyakit jantung koroner intensif yang semakin tersebar merata. Gambaran distribusi umur, georafi, jenis kelamin dan faktor resiko IMA. Sesuai Angina Pektoris atau Penyakit Jantung Koroner pada umumnya.

2. Pengertian
IMA. Adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu( S. Harun.1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Edisi ke3. )
3. Penyebabnya:
a. Coronary Arteri disease.
b. Coronary Arteri Emboli
c. Kongenital.. ( anomali arteria coronary )
d. Imbalans Oksigen suplay dan demand miokard
e. Gangguan Hematologi.
4. Diagnosa IMA. Menurut WHO.( 1997 )
Apabila memenuhi  dua dari tiga kriteria :
1). Adanya riwayat nyeri dada yang khas.yaitu :
    a.Lokasi nyeri dada dibagian dada depan ( bawah sternum ) dengan/tanpa penjalaran , kadang berupa nyeri dagu, leher atau seperti sakit gigi, penderita tidak bisa menunjuk lokasi nyeri dengan satu jari, tetapi ditunjukan dengan telapak tasngan.
    b.Kwalitas nyeri, rasa berat seperti ditekan  atau rasa panas seperti terbakar.
    c.Lama nyeri bisa lebih dari 15 detik sampai 30 menit.
    d.Penjalaran bisa kedagu, leher, lengan kiri, punggung dan epigastrium.
    e. Kadang disertai gejala penyerta berupa keringat dingin, mula, berdebar atau sesak.
    f.Sering didapatkan faktor pencetus berupa aktiovitas fisik, emosi/stress atau dingin.
    g.Nyeri kadang hilang dengan istirahat atau dengan pemberian nitroglyserin sublingual.
2.) Adanya perubahan EKG. Berupa :
    a.Gelombang Q.( significant infark )
    b.Segmen ST ( elevasi )
    c.Gelombang T ( meninggi atau menurun )
       Infark: ST. segmen dan gelombang T dapat kembali normal, perubahan gelombang Q tetap ada ( Q Patologi )










3.) Kenaikan Enzim otot Jantung :
a.       CKMB. Merupakan enzim yang spesifik untuk marker kerusakan otot jantung , enzim ini meningkat 6-10 jam setelah nyeri dada dan kembali normal dalam 48-72 jam.
b.      Walaupun kurang spesifik Aspartate Amino Transferase  ( AST ) dapat membantu bila penderita datang ke rumah sakit sesudah hari ke 3 dari nyeri dada atau laktat dehydrogenase ( LDH ) akan meningkat sesudah hari ke empat dan menjadi normal sesudah hari ke sepuluh,
c.       Hal yang sedang dikembangkan dan dianggap cukup sensitif dan spesifik adalah pemeriksaan Troponin T., yaitu suatu kompleks protein yang terdapat pada filamen tipis otot jantung .Troponin T. akan terdeteksi dalam darah beberapa jam sampai 14 hari setelah nekrosis miokard.
5. Patofsiolofgi:
a.       Atherosklerosis
b.      Spasme Arteri Coronaria                           Ischemia          Infark Miokard
c.       Thrombosis


 


Kontraktilitas  Miocardial       Anaerobic        Pelepasan        Gangguan Repolarisasi

Iritability         Glikolisis         Enzym                         Miokard








 
                   Dysritmia        Produksi          CK.   MB.                   Perubahan EKG.
                   VF. SVT         Asam Laktat               LDH.               ST.Q Wave.


 


                                           ANGINA



 
Stimulasi/sistem syaraf simpatis                      Penurunan Fungsi Ventrikel Kiri













 

Heart rate        Demand O²     Afterload                    Preload            Cardiac Output



 
                                           Vasokontriksi              CVP.              
                                           Perifer                         PCWP             Blood Pressure
 



                                                                   Stimulus Simpatis       Shock/Mati     


6. Tujuan Managemen Medis :

    a.Membatasi ukuran infark.

    b.Menurunkan nyeri dan kecemasan

    c.Mencegah aritmia dan komplikasi.
7. Pengobatan :
    a.Membatasi ukuran myokard infark:
            -meningkatkan suplay darah dan oksigen ke myokard.
            -menurunkan Oksigen demand Myokard.
    B Penanganan nyeri:
            -Morphin Sulfat:
            -Menurunkan aktivitas SSO ( penurunan konsumsi O² miokard )
-          Mendilatasi vena dan kapiler ( penurunan preload,penurunan afterload)
-          Penurunan konsumsi O²myokard.
-Menurunkan Heart Rate penurunan konsumsi O² myokard.
            -Nnitroglyserin ( veno dilatasi perifer dan coroner )
            c. Terapi Oksigen
d. .Pembatasan Aktivitas Fisik.
      e. .Terapi antikoagulan ( Heparin menghentikan dan memperlambat pembentukan thrombus )
  f. .Revaskularisasi ( PTCA. CABG )
  g. .Rehabilitasi Cardiac( untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan yang optimum )

8. Asuhan Keperawatan
a.       Pengkajian :
-          Aktivitas( gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap, jadwal olah raga tak teratur )
-          ( Tanda ; takhikardia, dispnoe pada istirahat/aktivitas )
-          Sirkulasi ( gejala: Infark Myokard sebelumnya, penyakit arteri koroner, PJK. DM.)
-          Tanda : TD. Dapat normal atau naik turun, perubahan postural dicatat, dari tidur sampai duduk/berrdiri. Nadi: dapat normal, inadekuat, penuh, atau lemah, pengisian kapiler lambat / tidak teratur.
-          Bunyi jantung ekstra S3 / S4, mungkin menunjukan gagal jantung / penurunan kontraktilitas .
-          Murmur: menunjukan bila terjadi gagal katup
-          Irama Jantung teratu/tidak teratur.
-          Edema ( distensi venajugular, edema ferifer, edema umum,
-          Warna : pucat atau sianosis/kulit abu-abu, kuku datar, pada membran mukosadan bibir.
-          Integritas Ego ( Gejala :Klien menyangkal, takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit /perawatan yang tak perlu, kuatir tentang keluarga, kerja dan keuangan )
-          Tanda : menolak, menyangjkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri)
-          Eliminasi ( normal atau bunyi usus menurun )
-          Makanan/cairan : ( gejala: mual, kehilangan nafsu  makan, bersendawa, nyeri ulu hati/terbakar)
-          Tanda ( Penurunan turgor kulit, kulit kering/berkeringat, muntah, perubahan berat badan )
-          Higiene: kesulitan melakukan tugas perawatan.
-           Neurosensori : ( gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun, duduk atau istirahat)
-          Tanda: perubahan mental atau kelemahan.
-          Ketidaknyamanan( Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak, dapat/tidak berhubungan dengan aktivitas  tidak hilang dengan istirahat atau nitroglyserin , lokasi tipikal pada dada anterior, substernal, perikordia, dapat menyebar ke tangan, rahang, atau wajah. Kualitas : berat,menetap, tertekan. )
-          Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang, menggeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata, respon otomatik : perubahan frekuensi/irama jantung TD. Pernafasan, warna kulit, kelembaban, kesadaran.)
-          Pernafasan ( gejala : dispnoe dengan/tanpa aktivitas ,dispnoe nokturnal , batuk dengan/tanpa produksi sputum. Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis )
-          Tanda ( Peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak, pucat atau sianosis, bunyi nafas bersih/mengi/krekels, sptum bersih, merh muda kental.)
-          .Interaksi sosial ( gejala : stress karena keluarga,pekerjaan ekonomi , kesulitan koping dengan stressor yang ada ,misal;penyakit, perawatan di rumah sakit )
-          Tanda ( kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi, marah terus menerus, takut, menarik diri dari keluarga)
9. Kemungkinan Diagnose Keperawatan yang muncul :
a.       Nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner
b.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbanmgan antara suplai oksigen miokard dengan kebutuhan.
c.       Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan kesehatan.
d.      Resiko tinggi menurunnya curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuenasi, irama, konduksilektrikal
e.       Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan ferfusi organ.

10. Rencana Keperawatan

Diagnosa

Tujuan- Kriteria

Intervensi

Rasinal

Nyeri akut b/d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri koroner.
Tujuan :
Nyeri dada hilang/terkontrol
Kriteria:
Klien menyatakan nyeri dada hilang /berkurang
Mendemonstrasikan tehnik penggunaan relaksasi.
Klien terlihat rileks.
Catat karakteristik nyeri, lokasi, intensitas, lamanya dan penyebaran.

Anjurkan kepada klien untuk melaporkan nyeri dengan segera
Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan dan tindakan nyaman, dekati pasien, berikan sentuhan.
Bantu melakukan tehnik relaksasi.

Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker sesuai dengan indikasi

Kolaborasi :
Berikan obat sesuai dengan indikasi :
Antiangina ( nitroglyserin,)


Penyekat 8 ( contoh, atenolol ,Tonormin, pindolol, ( Visken ) propanolol ( inderal )





Analgesik, contoh morphin meperidin ( demerol


Penyekat saluran kalsium contoh, verafamil, ( calan )diltiazem ( prokardia )

Variasi pemampilan dan perilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian.
Nyeri berat dapat menyebabkan syok.

Menurunkan rangsanh eksternal,



Membantu dalam penurunan persepsi respon nyeri
Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokard sekaligus mengurangi ketidaknyamanan s/d iskemia.


Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan efek vasodilatasi koroner.
Agen ke 2 untuk pengontrol nyeri melalui efek hambatan rangsanggsimpatis sehingga menurunkan TD.( sistolik ) Fibrilasi jantung,dan kebutuhan oksigen miokard .
Menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi, dan mengurangi kerja miokard.
Efek vasodilatasi dapat meningkatkan aliran darah koroner, sirkulasi kolateral dan menurunkan preload.
Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbanmgan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan
Tujuan :
Meningkatkan toleransi aktiviitas
Kriteria ;
Frekuensi jantung, irama dan tekanan darah dalam batas normal
Kulit hangat, merah muda dan kering.
Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD., selama dan sesudah aktivitas


Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas , dan berikan aktivitas senggang yang tidak berat.
Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen misal, mengejan saat defekasi



Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas , contoh bangun dari kursi, bila tak ada nyeri, ambulasi, dan istirahat selama 1 jam setelah makan.
Rujuk ke program rehabilitasi jantung..
Respon pasien terhadap aktivitas dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokard.
Menurunkan kerja  miokard/konsumsi oksigen


Dengan mengejan dapat mengakibatkan bradikardi, menurunkan curah jantung, dan takhicardia serta peningkatan TD
Aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktovitas berlebihan.



Ansietas b/d ancaman atau perubahan kesehatan.
Tujuan
Ansietas hilang /berkurang
Kriteria :
Mengenal perasaannya
Dapat mengidentifikasi penyebab atau faktor yang mempengaruhi
nya.
Menyatakan ansietas berkurang /hilang.

Bantu klien mengekspresikan perasaan marah, kehilangan dan takut.
Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan, dampingi klien dan lakukan tindakan bila menunjukan perilaku merusak.

Hindari konfrantasi







Orientasikan klien terhadap prosedur rutin dan aktifitas yang diharapkan.
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan ansietasnya.
Berikan privasi untuk klien dan orang terdekat.


Kolaborasi : berikan anti cemas / hipnotik sesuai indikasi contohnya diazepam
Cemas berkelanjutan memberikan dampak serangan jantung selanjutnya.
Reaksi verbal/non verbal dapat menunjukan rasa agitasi, marah dan gelisah.

Konfrontasi dapat meningkatkan rasa marah, menurunkan kerja sama dan mungkin memperlambat penyembuhan
Orientasi dapat menurunkan kecemasan.

Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kehawatiran yang tidak diekspresikan
Memberi waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan perilaku adaptasi.
Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan konduksi elektrikel.
Tujuan :
Penurunan curah jantung tidak terjadi.
Kriteria :
Stabilitas hemodinamik baik (tekanan darah dbn., curah jantung drn.intake dan output sesuai, tidak menunjukan tanda – tanda disritmia)
Auskultasi TD. Bandingkan kedua lengan, ukur dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri bila memungkinkan.

Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi.



Catat terjadinya S3/S4.






Catat Murmur





Pantau frekuensi jantung dan irama


Berikan makanan kecil / mudah dikunyah, batasi asupan kafein.





Kolaborasi
Berikan O² tambahan sesuai indikasi
Pertahankan cara masuk heparin (IV) sesuai indikasi
Pantau data laboratorium enzim jantung, GDA. Dan elektrolit.
Berikan obat antidisritmia s/d indikasi.
Hipotensi dapat terjadi s/d disfungsi ventrikel, hipertensi juga fenomena umum b/d nyeri cemas pengeluaran katekolamin
Penurunan curah jantung mengakibatkan menurunnya kekuatan nadi.
S3 b/d gjk atau gagal mitral yang disertai infark berat.
S4 b/d iskemia, kekakuan ventrikel atau hypertensi pulmonal.
Menunjukan gangguan aliran darah dalam jantung,(kelainan katup, kerusakan septum, atau vibrasi otot papilar
Perubahan frekuensi dan irama jantung menunjukan komplikasi disritmia.
Makanan besar dapat meningkatkan kerja miokard.
Kafein dapat merangsang langsung ke jantung sehingga meningkatkan frekuensi jantung.
Meningkatkan kebutuhan miokard

Jalur yang paten pentying untuk pemberian obat darurat.
Enzim memantau perluasan infark, elektrolit berpengaruh terhadap irama jantung.
Resiko tinggi terhadap kelebihan volume cairan b/d penurunan ferfusi organ
Tujuan
Kelebihan volume cairan tidak terjadi
Kriteria :
TD.  Dbn.
Tidak ada edema, tidak ada distensi vena, paru bersih berat badan stabil.

Auskultasi bunyi nafas ( krekels )

Kaji adanya edema


Ukur intake dan output







Timbang bera



Pertahankan pemasukan total cairan 2000ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler.



Kolaborasi
Berikan diet natrium rendah
Berikan diuretik, contoh : Lasix atau hidralazin, sprinolakton,hidronolakton
Pantau Kalium sesuai dengan indikasi
Indikasi edema paru, sekunder akibat dekompensasi jantung.
Curiga gagal kongestif/kelebihan volume cairan
Penurunan curah jantung, mengakibatkan gangguan ferfusi ginjal, retensi  natrium/air, sdan penurunan haluaran urine.
Perubahan tiba-tiba dari berat badan menunjukan gangguan keseimbangan cairan
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang dewasa, tepai memerlukan pembatasan dengan adanya dekompensasi jantung
Natrium meningkatkan retensi cairan dan harus dibatasai.
Memperbaiki kelebihan cairan.



Hipokalemia dapat membatasi keefeftifan terapi.










Daftar Pustaka



Doenges M. ( 1999 ).Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumenatsian Perawatan Pasien. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.

Lynda Juall Carpenito ( 1999 ). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Diagnosa Keperawatan dan Masalah Kolaboratif Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

S. Harun ( 1996) Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, edisi ketiga.Penerbit Balai penerbit FKUI Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia

Sylvia A. Price. ( 1995 ).Patofiologi,Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta..








































Analisa Data

Nama Klien : Tn. S.
Ruang           : Jantung

Data

Etiologi

Masalah

S.: Klien kadang-kadang masih mengeluh nyeri dada sedikit( saat dibezuk orang banyak ), rasasakit seperti senut-senut pada daerah dada depan, tidak menyebar, pasien pasca serangan IMA hari ke 8.klien menderita Hipertensi yang terkontrol sejak lima tahun, DM. Terkontrol sejak 10 tahun, kebiasaan klien sebelum MRS suka minum kopi 2 gelas/hari, suka merokok sigaret 3-4 batang/hari ( 10 tahun )
O. : TD. 120/80 mmHg. Pols teratur, kuat 88X/ menit, Hasil Lab. Tgl. 31/01 Gula Darah  2 jam PP. 145 mg/dl.LDL (chol ) 151 mg/dl., hasil foto thorax tgl. ½  kardiomegali
Faktor resiko ( Hipertensi, DM., perokok,  suka minum kopi, cholesterol )
Resiko kekambuhan ulang infark miokard.
S. Klien menanyakan aktifitas-aktifitas yang boleh/tidak boleh dilakukan setelah pulang nanti.
Kurangnya informasi
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar ) tentang hal-hal yang boleh/tidak boleh dilakukan di rumah/tempat kerja.

 Diagnosa Keperawatan dan Prioritas
1. Resiko terjadinya kekambuhan ulang infark miokard b/d adanya faktor resiko yang menunjang ( DM, Hipertensi, kebiasaan merokok ( 10 tahun ) kebiasaan minum kopi 2 gelas/hari, lab. Cholesterol masih tinggi ), ditandai dengan, kadang-kadang klien masih mengeluh nyeri dada sedikit, gula darah 2 jam PP. 145 mg/dl., foto thorak kardiomegali.
2. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) tentang hal-hal yang boleh/tidak boleh dilakukan di rumah/tempat kerja b/d kurangnya informasi, ditandai dengan klien menanyakan tentang aktivitas-aktivitas yang boleh/tidak boleh dilakukan setelah pulang nanti.










Perencanaan Keperawatan

Nama Klien : Tn. S.
Ruang          : Jantung
Diagnosa Keperawatan
Tujuan –Kriteria

Intervensi

Rasional

Resiko terjadinya kekambuhan miokard infark b/d adanya faktor resiko
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama  5 hari kekambuhan miokard infark tidak berulang
Kriteria :
Nyeri dada  di bagian sternum hilang,
EKG. Dalam batas normal.
Pemeriksaan Enzim CKMB. Dalam batas normal ( kurang dari 24 )
Tekanan Darah terkontrol
Gula darah terkontrol
Cholesterol terkontrol.
Mandiri:
1.      Anjurkan klien beristirahat baik secara fisik ataupun mental.

2.      Laporkan kepada perawat/dokter jika keluhan nyeri dada timbul.
3.      Catat dan observasi frekuensi jantung, irama dan perubahan tekanan darah
4.      Diskusikan dengan klien pentingnya diet DM. Makanlah sesuai yang disediakan oleh Rumah Sakit( 2100 Cal. )
5.      Anjurkan untuk berhenti merokok dan minum kopi diskusikan bahaya merokok terhadap resiko kekambuhan MI.
6.      Batasi makanan yang mengandung  tinggi kolesterol Jeroan, alpukat, kacang-kacangan, kuning telur )
Kolaboratif:
1.      Berikan Insulin Injectie sub cutan 4 Iu sebelum makan.sesuai dengan program.
2 Berikan obat –batan sesuai dengan program :ASA. 1X 100mg.
ISDN. 3X 5 mg.
Bisoprolol ;1X2,5 mg.
Diazepam 3X 5mg.
Laxadine 3X CI
Insulin 3X 4 IU/sc.
Ticlopan. 2X 350 mg.
 Ketegangan menyebabkan peningkatan kortisol.lebih jauh aktivitas jantung meningkat.
Antisipasi terhadap kerusakan yang lebih berat.

Respon pasien terhadap aktivitas mempengaruhi penurunan oksigen miokard
 Antisipasi terhadap peningkatan kadar glukosa darah.




Nikotin pada rokok dapat mengganggu transportasi oksigen ke miokard.


Mengurangi kadar kolesterol, mengurangi terjadinya arteroskelorosis .










Asam Salisilat asetil  analgetik, antipiretik antiinflamsi luas.
Isosorbit Di Nitrat sebagai Veno-Arterodilator
Bisoprolol sebagai Beta bloker terhadap suplai dan kebutuhan miokard( mengurangi frekuensi jantung, meningkatkan suplai oksigen)
Kurang pengetahuan tentang aktivitas yang boleh/tidak boleh dilakukan dirumah/tempat kerja b/d kurangnya informasi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 hari klien dapat mengetahui tentang hal aktivitas yang boleh/tidak boleh dilakukan.
Kriteria hasil :
Klien dapat menjelaskan dengan bahasanya sendiri tentang ambulasi yang bisa digunakan.
Klien dapat menjelaskan kegiatan-sehari-hari pada umumnya.
Klien dapat menjelaskan dengan sederhana hal-hal yang perlu diperhatikan.
Klien dapat menjelaskan kegiatan sesudah fase 2 minggu dari rumah sakit
1.Berikan penjelasan saat pulang dari RS. Naik mobil, jangan menyetir, jika rumahnya jauh gunakan tempat duduk dibelakang mobil dengan memakai bantal, jika perjalanan lebih dari satu jam berhenti sebentar, keluar mobil hirup udara segar.Lanjutkan perjalanan.
2.      Diskusikan kegiatan sehari-hari di rumah :
a.       Makan 3-4 kali/harimsesuai dengan program Diet Dm. Dgn. Porsi kecil, makan perlahan dan teratur.
b.      Minum obat, sesuai jadwal dan teratur, konsultasi jika ada reaksi berlebihan.
c.       Hindari stress
d.      Hindari ruangan yang terlalu dingin atau panas.
e.       Bagi jadwal pekerjaan s/d kemampuan.
f.       Jika lelah sedang bekerja berhenti untuk beristirahjat  15-30 menit.
g.      Jangan tidur terlalu malam.
Yang Penting diperhatkan :
a.       Hentikan merokok
b.      Hentikan minum kopi
c.       Jika timbul nyeri dada rasa tercekik, semutan di tangan, segera berhenti jim asedang aktivitas. Ambil obat Nitroglyserin taruh dibawah lidah, dan berbaringlah.
d.      Konsultasi segera bila terdapat kelianan yang luar biasa.
Kegiatan – kegiatan yang jangan dilakukan dalam 2 minggu pertama sesudah pulang dari RS.
a.Membersihkan dgn. Vacum cleaner, menyapu, menyetrika, membersihkan kebun, dan cuci mobil
b.Menyetir mobil
c.Angkat besi atau barang berat
d.Bekerja di bawah atap atau di lanatai dasar
e.Olah raga berat
f.Nonton film seram atau seru.
g.Naik sepeda.
h.Berjalan waktu dingin di bawah 20.
Menghindari kelelahan








Mengurangi aktivitasjantung.





Mengurangi kelelahan


Mengontrol kadar gula darah.






Mengurangi beban jantung













Nikotin pada rokk menghambat transpot oksigen ke jaringan otot jantung.





Vasodilator cepat





























Implementasi Keperawatan


Nama Klien : Tn. S.
Ruang          : Jantung.

DX. Kep.Hari / Tgl jam

Tindakan Keperawatan

Nama Perawat

Senin, 04-02-02
10.00

11.00
12.00

13.00

Observasi vital sign ( TD, Nadi, RR dan suhu )
Melakukan pengkajian
Memberikan suntikan Insulin 4 IU/SC.
Mengobservasi makan klien.
Melakukan observasi vital sign, sambil melakuikan pemeriksaan fisik.
Rini Hendari
DX1 Selasa, 05/02/02, 08.00








09.00

10.00


12.00
13.00

DX 2

Menyediakan obat peroral, untuk diminum setelah makan pagi.yaitu:ASA 100mg, ISDN 5 mg. Bisoprolol 2,5mg, Ticlopan 250mg.
Memberikan Injeksi Insulin 4 IU /SC.
Mengobservasi makan klien, sambil memotivasi klien untuk makan hanya makanan yang disediakan oleh rumah sakit , karena sudah diukur kalorinya.
Melakukan observasi vital sign ( Tekanan Darah, Nadi, RR. Dan suhu )
Berdiskusi  dengan klien tentang bahaya merokok dan minum kopi terhadap resiko kekambuhan.
Memberikan injeksi Insulin 4 IU/SC.
Melakukan observasi vital sign; iarama jantung, tekanan darah, nadi, RR. Dan suhu.
Memberikan HE. Tentang kegiatan sehari-hari di rumah pada ummnya.
Rini Hendari
DX1 Rabu 06/02/02, 08.00








09.00

10.00


12.00
13.00

DX 2

Menyediakan obat peroral, untuk diminum setelah makan pagi.yaitu:ASA 100mg, ISDN 5 mg. Bisoprolol 2,5mg, Ticlopan 250mg.
Memberikan Injeksi Insulin 4 IU /SC.
Mengobservasi makan klien.
Melakukan observasi vital sign ( Tekanan Darah, Nadi, RR. Dan suhu )
Memberikan injeksi Insulin 4 IU/SC.
Melakukan observasi vital sign; iarama jantung, tekanan darah, nadi, RR. Dan suhu.
Memberikan HE. Tentang  diet rendah kolesterol.

Memberikan injeksi Insulin 4 IU/SC.
Melakukan observasi vital sign: TD, Irama Jantung, tekanan nadi, RR dan suhu.
Memberikan HE. Tenatng hal-hal yang penting diperhatikan setelah pulang.
Rini Hendari
DX1 Kamis 07/02/02, 08.00







11.00
12.00


13.00

DX 2

Menyediakan obat peroral, untuk diminum setelah makan pagi.yaitu:ASA 100mg, ISDN 5 mg. Bisoprolol 2,5mg, Ticlopan 250mg.
Memberikan Injeksi Insulin 4 IU /SC.
Mengobservasi makan klien.
Melakukan observasi vital sign ( Tekanan Darah, Nadi, RR. Dan suhu )
Melakukan pemeriksaan EKG.
Memberikan injeksi Insulin 4 IU/SC.
Melakukan observasi vital sign; iarama jantung, tekanan darah, nadi, RR. Dan suhu.
Memberikan HE. Tentang Kegiatan-kegiatan yang dapat /tidak dilakukan dalam 2 minggu sesudah pulang dari rumah sakit.
Rini Hendari
DX1 Jumat 08/02/02, 08.00







09.00
10.00

12.00


Menyediakan obat peroral, untuk diminum setelah makan pagi.yaitu:ASA 100mg, ISDN 5 mg. Bisoprolol 2,5mg, Ticlopan 250mg.
Memberikan Injeksi Insulin 4 IU /SC.
Mengobservasi makan klien, sambil menanyakan kembali jenis-jenis makanan yang tidak boleh/dibatasi
Melakukan observasi vital sign
Melakukan evaluasi diagnosa kleperawatan 1 dan 2

Memberikan injeksi Insulin 4 IU/SC.
Rini Hendari

Evaluasi

Nama Klien : Tn. S,
Ruang          : Jantung
Hari/Tanggal/Jam

Diagnosa Keperawatan Dan Evaluasi

Nama Perawat

Kamis,07-02-02
12.00

Diagnosa Keperawatan 1
S.: Nyeri dada, tidak ada sejak hari Selasa, pusing(-),keringat dingin(-), berdebaar-debar(-)
O.: TD. : 120/80mmHg., Nadi:84X/menit, RR. 16X/menit, Irama Jantung teratur.
Lab. Belum ada. EKG. ( kesimpulan Mahasiswa ) Ritme :reguler, Frekuensi, 84X/menit, PR Interval 0,2 detik, gelombang P normal, QRS Complex durasi 0,28 detik, Gelombang Q Patologis ST Segmen lead II,III &AVF,V!, V2, V3, V4, V5, gelombang T Depresi pada AVL. V1s/dV6 gelombang QT interval 0,32 Kesimpulan . Hipertropi pada Ventrikel kanan, Hipertropi ventrikel kiri,BBB di? 
Diagnosa Keperawatan 2
S.: Klien mengatakan akan mematuhi saran-saran yang dianjurkan dan mengerti sedikit tentang aktivoitas yang boleh/tidak boleh dilakukan pasca serangan IMA.
Rini Hendari

No comments:

Post a Comment