Terjadinya akne pada
masa pubertas dan mengenai hampir semua remaja usi 13 – 19 tahun. Akne
merupakan penyakit terbanyak pada remaja laki – laki maupun perempuan, terutama
pada usia 15 – 18 tahun. Penderita remaja dengan lesi akneyang berat, apa lagi
dengan jaringan parut, umumnya merasa malu dan rendah diri, kadang – kadang
merasa cemas dan depresi. Kehilangan rasa percaya diri dapat menyebabkan
penderita tidak mau sekolah atau bertemu dengan orang lain. Penatalaksanaan
akne adalahmerupakan gabungan antara seni dan ilmu pengetahuan. Tujuan
penatalaksanaan akne yaitu; mempercepat penyembuhan, mecegah sedapat mungkin
pembentukan akne baru, dan mencegah terjadinya jaringan parut yang permanen.
Prinsip Umum Penatalaksanan Akne
Secara umum
penatalaksanaan akne memerlukan kerjasama yang baik antara penderita dan dokter
yang merawatnya. Kepada penderita harus diterangkan bahwa akne terjadi karena
berbagai faktor antara lain jenis kulit, perubahan hormonal, dan faktor –
faktor eksternal. Oleh karenanya pengobatan akne memakan waktu yang lama serta
memerlukan kedisiplinan serta keteraturan, bahkan perlu memperbaiki pola hidup.
Kebersihan kulit wajah [erlu diperhatikan, terutama untuk senantiasa menjaga
kulit bebas dari kelebihan minyak, sisa keringat, debu, dan kotoran lainnya.
Pengobatan yang
terbaik harus mengatasi semua faktor etiopatologi akne, dengan mempertimbangkan
derajat penyakit dan lesi yang dominan, serta asper psikologis penderita.
Pengobatan Topikal
Indikasi pengobatan
topikal ialah penderita akne normal. Pengobatan yang topikal yang rasional
ditujukan untuk mengatasi 4 faktor patofisiolosi akne, yaitu hiperkeratinisasi yang
menyebabkan sumbatan duktus pilosebaseus, peningkatan produksi sebum,
kolonisasi bakteri, dan inflamasi. Kombinasi dari berbagai preparattopikal
misalnyatretinoin, benzoid peroksida antu antibiotika topikal tertentu (
misalnya eritromisin, klindamisin ) serta injeksi intralesi kortikosteroid pada
lesi nodulokistik adalah contoh pengobatan topikal yang mengatasicfaktor
patofisiologi akne.
Saat ini telah
dikembangkan berbagai preparat topikal baru, misalnya isotretinoidvtopikal yang
cara kerjanya mirip dengan tretinoid tetapi iritasinya lebih ringan. Adapalen
adalah retinoid topikal mutakhir derngan efek terapi yang setara dengan
tertinoin, tetapi lebih sedikit menyebabkan iritasi dibandingkan dengan
tretinoin.
Pengobatan Sistemik
Pengobatan sistemik
ditujukan untuk penderita akne sedang atau berat. Biasanya ikombinasi dengan obat
topikal.obat – obat sistemik untuk akne terdiri atas golongan antibiotik,
hormon, dan retinoid (isotretinoin). Isotretinoin san at efektif untuk akne
karena dapat mengatasi berbagai penyebab akne, yaitu menurunkan 80% produksi
sebum, menekan komedogenesis, menurunkan jumlah Propionbacterium acnes (P.
Acnes) di duktus pilosebaseus dan permukaan kulit, serta menghambat kemotaksis
leukosit. Indikasi isotretinoid ialah akne derajat berat, akne sedang yang
sering kambuh, akne seboroika, pasien akne dengan bakat keloid, dan pasien akne
dengan masalah stres psikologis.
Bahan Dasar Kosmetik
Bahan yang sering
dipakai dalam bahan kosmetik dan perawatan kulit, antara lain : air, bahan yang
larut dalam air, bahan yang larut dalam minyak, bahan aktif, emulsifier, pengawet, dan pewarna.
Emulsifier
Emulsifier adalah bahan yang sanggup bergabung
dengan bahan minyak dan air sehingga membentuk campuran yang stabil yang
disebut emulsi. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 80% emulsifier sintetik menimbulkan efek samping. Efek samping yang
sering dijupai antara lain berupa dermatitis kontak iritan, terutama pada kulit
yang bermasalah, misalnya tipe kulit kering dan dermatitis atopik.
Jenis emulsifier dakam kosmetik, antara lain alkoxylated alkohols, alkoxylated amides,
alkoxylated carboxylic adds, dan fatty alcohols. Emulsifier alami jarang menimbulkan efek samping, sebagai contoh lecithin yang termasuk dalam golongan
fosfolipit yang dibuat dari minyak soybean.
Bahan ini masih jarang ditemukan dalam kosmetik karena harganya cukup mahal.
Pengawet
Produk kosmetik,
terutama yang mengandung air, dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme sebagai
berikut :
Ø Bakteri negatif – gram : staphylococcus
aureus, streptococcus sp.
Ø Bakteri positif – gram : pseudomonas
aeruginosa, E. Coli, E. Aerogenes.
Ø Jamur : aspergillus niger,
penisillium sp, candida sp.
Bahan pengawet dalam produk kosmetik berguna
untuk menjaga kestabilan dan keamanan produk. Contoh pengawet adalah paraben esters (metil -, propil -, butil
-, dan etil -), imidazolidinyl urea (Germall
115), quaternium 15, formaldehida, bromopol, dan kathon CG. tidak ada produksi
kosmetik yang bebas bahan pengawet. Umumnya produk yang menyebutkan tanpa
pengawet biasanya mengandung bahan yang juga berfungsi sebagai pengawet, misalnya
minyak essential eucalyptus, origanum,
savory, lemongrass, serta beberapa
jenis alkohol dan asam organik.
No comments:
Post a Comment