MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN TYPUS ABDOMINALIS
Disusun sebagai tugas terstruktur mata Kuliah 321
yang diampu oleh Ibu Khurotun, S.Pd, SST
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN TYPUS ABDOMINALIS
A. ANALISA DATA
NO | DATA | MASALAH | ETIOLOGI |
1. 2. | Data Subjektif : Klien/keluarga mengatakan panas naik turun, pada pagi hari turun dan pada malam hari panas. Data Objektif : ÿ Muka tampak kemerahan ÿ Tubuh tampak berkeringat. ÿ Tubuh teraba panas. ÿ Suhu tubuh : > 37,5o C ÿ Nadi : > 100 x/menit ( Sesuai umur) ÿ RR : > 26 x/menit (sesuai umur) ÿ Ditemukan bradikardi relatif. ÿ Lidah tampak kotor, ditengah tampak bercak putih dan pinggir tampak kemerahan). ÿ Pemeriksaan Widal (+) Titer O > 1/200 Data Subjektif : ÿ Ibu mengatakan anaknya/klien tidak mau makan. ÿ Ibu mengatakan anaknya/klien tidak nafsu makan. ÿ Ibu mengatakan anaknya mual/muntah. ÿ Ibu mengatakan berat badan anaknya turun. Data Objektif : ÿ Keadaan Umum tampak lemah ÿ Mukosa mulut tampak kering dan kotor. ÿ Tonus Otot menurun/buruk. ÿ Berat badan turun (< dari keadan sehat). ÿ Perkusi perut hipertimpani. ÿ Bising usus meningkat. | Hipertermi Perubahan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh. | Ketidakefektifan termoregulasi sekunder terhadap Proses Bakteriemia dari salmonella Typii. Intake yang tak adekuat sekunder terhadap anoreksia, mual dan muntah. |
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan : Hipertermia berhubungan dengan Ketidakefektifan termoregulasi sekunder terhadap Proses Bakteriemia dari salmonella Typii.
a. Tujuan.
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan suhu tubuh turun/stabil dengan kreteria – standar :
☺ Klien/keluarga mengatakan suhu tubuh klien turun.
☺ Muka tidak tampak kemerahan
☺ Tubuh teraba hangat.
☺ Suhu tubuh : 36 – 37,2oC
☺ Nadi : 80 – 92x/menit ( Sesuai umur)
☺ RR : 20 - 24 x/menit ( Sesuai umur)
☺ Pemeriksaan Widal (-)
b. Intervensi.
1) Pantau suhu klieb (derajat dan pola); perhatikan adanya menggigil/diaferesis.
Rasional :
Suhu tubuh yang tinggi menunujukkan proses penyakit yang infeksius. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis typoid.
2) Jelaskan penyebab suhu tubuh klien meningkat.
Rasional :
Mengurangi kecemasan yang dialami keluarga.
3) Jelaskan upaya untuk mengatasi suhu tubuh yang meningkat dan bantu klien/keluarga untuk pelaksanaan upaya tersebut :
☺ Tirah baring (Mengurangi aktifitas fisik).
Rasional :
Aktivitas dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Tirah baring berguna mengurangi metabolisme tubuh sehingga peningkatan suhu tubuh dapat diiminimalkan. Selain itu tirah baring berguna untuk mencegah terjadinya perforasi usus.
☺ Banyak minum 1-2 liter.
Rasional :
Mencegah terjadinya kekeurangan cairan akibat hipertermia.
☺ Beri kompres dengan air kran hindarkan penggunaan kompres dengan alkohol.
Rasional :
Kompres dapat membantu menurunkan suhu tubuh. Penggunaan alkohol dapat mengeingkat kulit dan mungkin dapat meneyababkan kedinginan.
☺ Anjurkan klien / keluarga menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
Rasional :
Pakaian yang tebal dan tidak menyerap keringat dapat mengurangi evaporasi panas sehingga suhu tubuh tidak dapat dipertahankan.
☺ Ciptakan lingkungan yang tenang , sirkulasi udara dan kesejukan udara yang cukup.
Rasional :
Suhu ruangan harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.
☺ Ganti pakaian dan alat tenun jika basah.
Rasional :
Meningkatkan rasa nyaman klien dan mencegah terjadinya iritasi kulit.
4) Observasi suhu tubuh dan tanda vital lainnya setiap 2-3 jam.
Rasional :
Mengetahui perkembangan penyakit dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kefektifan tindakan.
5) Observasi dan catat intake dan output.
Rasional :
Mengetahui keseimbangan cairan tubuh dalam upaya mencegah terjadinya dehidrasi
6) Obsevasi keluhan dan tingkat kesadaran klien.
Rasional :
Panas yang tinggi dapat merupakan dampak dari toxin yang mengganggu sistem termoregulasi di hipotalamus. Bila Keadaan ini berlanjut dapat pula mengganggu kesadaran klien.
7) Anjurkan klien / keluarga melaporkan bila tubuh terasa panas dan keluhan lain.
Rasional :
Mengevaluasi kefeektifan tindakan dan untuk mengetahui perkembangan penyakit.
8) Laksanakan program terapi medik sesuai order, yaitu pemberian antipiretik, antibiotika, infus dan pemeriksaan kultur serta pemeriksaan widal.
Rasional :
Antipiretik berguna untuk mengurangi demam dengan aksi sentral pada hipotalamus. Antibiotik beguna untuk membubuh mikroorganisme penyebab infeksi yang mengahsilkan toksin. Infus berguna dalam regulasi cairan dan pemeriksaan laboratorium berguna untuk mendiagnosis penyakit dan mengetahui perkembangan penyakit yang dialami.
2. Diagnosa Keperawatan : Perubahan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan Intake yang tak adekuat sekunder terhadap anoreksia, mual dan muntah.
a. Tujuan.
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria standar :
☺ Ibu mengatakan anaknya/klien menghabiskan porsi makan.
☺ Ibu mengatakan anaknya tidak mual/muntah lagi.
☺ Mukosa mulut tampak bersih dan lembab
☺ Tonus Otot meningkat /baik.
☺ Berat badan tetap/stabil.
☺ Tampak tidak muntah lagi.
☺ Perkusi perut suara redup
☺ Bising usus normal 3-15 x /menit.
b. Intervensi
1) Kaji status nutrisi klien sesuai berat badan , tinggi badan, kaji pola makan yang lalu, kaji makanan yang disukai dan tidak disukai, serta kaji gejala pemasukan yang kurang antara lain : adanya kembung, mual, muntah dn kurangnya nafsu makan.
Rasional :
Berguna untuk menentukan derajat intervensi yang akan dilakukan.
2) Jelaskan pada klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
Rasional :
Memberikan motivasi pada klien dan keluaraga agar meningkatkan asupan nutrisi.
3) Dorong klien/keluaraga untuk tirah baring /pembatasan aktifitas selama fase akut.
Rasional :
Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.
4) Berikan kebrsihan oral.
Rasional :
Mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu makan.
5) Berikan dan anjurkan makan makanan yang tidak merangsang saluran cerna, dalam porsi kecil tapi sering, hangat dan dalam penyajian yang menarik serta sesuai dengan diet typus (Tinggi kalori, rendah serat dan halus).
Rasional :
Makanan yang disajikan dalam keadaan hangat dan penyajian yang menarik dapat menigkatkan nafsu makan.Sedangkan pemberian makanan dalam porsi kecil tapi sering mencegah trjadinyanya mual dan muntah.
6) Bantu dan dampingi klien saat makan, ciptakan lingkungan yang menyenangkan.
Rasional :
Lingkungan yang nyaman dapat menurunkan stres dan lebih kondusif untuk makan.
7) Anjurkan bernafas panjang saat mual.
Rasional :
Menurunkan mual yang berlebih dan mencegah terjadinya muntah.
8) Kaji keluhan mual dan selera makan.
Rasional :
Mengevaluasi keefektifan tindakan.
9) Monitor makanan yang dihabiskan setiap kali makan.
Rasional :
Mengevaluasi masukan nutrisi yang dikonsumsi.
10) Libatkan keluaraga dalam pemenuhan nutrisi klien, antara lain makanan kesukaan klien bila tidak bertentangan dengan diet.
Rasional :
Makanan kesukaan dapat memberikan tambahan nutrisi selain makanan yang diberikan rumah sakit.
11) Timbang berat badan klien setiap minggu (bila memungkinkan dan tidak ada kontra indikasi.
Rasional :
Memberikan informasi tentnag kebutuhan diet/kefeektifan terapi.
12) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian nutrisi parentral , anti emetik, NGT (bila perlu) dan pemeriksaan laboratorium : protein total (bila perlu).
Rasional :
Pemberian nutrisi secara parentral dapat menigkatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Antiemetik berguna meningkatkan ambang muntah di otak. Sedangkan pemeriksaan protein total dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kekurangan nutrisi secara kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall (1999), Rencana Asuhan dan dokumentasi Keperawatan edisi 2, EGC Buku Kedokteran , Jakarta.
Dongoes , Marylin (2000), Rencana Asuhan Keperawatan , EGC Buku Kedokteran, Jakarta.
Panitia S.A.K komisi Keperawatan PK. Sint. Carolus (1994), Demam Typoid seri 3 , Jakarta.
---Mr.AJ---
No comments:
Post a Comment